Pandemi Covid 19 di Indonesia telah membawa perubahan besar terutama pada sektor pendidikan. Inovasi pembelajaran sangat diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan efektif agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat terlaksana dengan baik dan dapat diterima oleh para mahasiswa. Pembelajaran berbasis online menjadi salah satu alternatif untuk menunjang proses pembelajaran di masa pandemi Covid 19. Akan tetapi menurut (Firman & Rahayu, 2020) proses pembelajaran ini dinilai kurang efektif karena banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi perkuliahan. Para mahasiswa beranggapan bila mempelajari materi secara individu dan mengerjakan tugas saja tidak cukup, mereka memerlukan penjelasan secara langsung oleh guru atau dosen mengenai materi-materi yang bersifat kompleks. Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Garrison, D. R., & Cleveland-Innes, M. (2005). in Online Learning : Interaction Is Not Enough. American Journal of Distance Education., 2005) bahwa keterlibatan dosen dalam perkuliahan online sangat sedikit dan tidak menunjukkan adanya proses pembelajaran yang mendalam dan bermakna.
Berdasarkan permasalahan itu maka Departemen Akuntansi FEB UM yang dinarasumberi oleh ibu Diana Tien Irafahmi, S.Pd., M.Ed., Ph.D melakukan webinar untuk mengembangkan Soft Skill networking generasi muda akuntansi FEB UM tertarik untuk mengulik lebih dalam lagi mengenai proses pembelajaran hybrid melalui kegiatan National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE) dengan tema “Peran Generasi Muda dalam Optimalisasi Pembelajaran Hybrid untuk Perubahan Sistem Pendidikan”. Dalam kegiatan tersebut pemateri menjelaskan bahwa pembelajaran hybrid adalah proses pembelajaran dengan menggabungkan peserta didik yang berada di ruang kelas dan secara daring dengan bantuan teknologi sehingga peserta didik yang berada di ruang kelas dapat melihat dan mendengarkan suara peserta didik jarak jauh demikian juga sebaliknya. Metode perkuliahan yang dilakukan dapat meliputi penyampaian materi, diskusi kelompok, dan presentasi materi. mengembangkan Soft Skill Networking generasi muda untuk Mewujudkan global partnership dengan mengoptimalkan Pembelajaran Hybrid dengan pemateri Diana Tien Irafahmi, S.Pd., M.Ed., Ph.D. Program ini mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan 4 TPB adalah menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua pada tahun 2030. Dalam rangka mencapai tujuan kehidupan sehat dan sejahtera pada tahun 2030, ditetapkan 10 target yang diukur melalui 23 indikator. Target-target tersebut terdiri dari menjamin akses terhadap pengasuhan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan kejuruan termasuk universitas yang terjangkau dan berkualitas, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang ramah anak, dan meningkatkan jumlah guru berkualitas. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun organisasi nonpemerintah.
Menurut pemateri, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan metode pembelajaran secara hybrid salah satunya yaitu kurangnya interaksi (less interaction). Kurangnya interaksi antar peserta didik dapat mengakibatkan pembelajaran menjadi pasif dan secara tidak langsung dapat pula menghambat proses pembelajaran, akibatnya tujuan pembelajaran tidak dapat terlaksana dengan maksimal. Proses pembelajaran dapat dikatakan aktif apabila terdapat feedback atau timbal balik yang diberikan dua pihak yaitu peserta didik dan tenaga pendidik. Feedback tersebut didapatkan apabila para peserta didik dapat berkomunikasi dengan baik.
Oleh karena itu pengembangan softskill networking pada peserta didik terutama para mahasiswa sangatlah dibutuhkan. Tolak ukur keberhasilan dari networking yang baik salah satunya adalah dengan memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Para mahasiswa diharapkan dapat memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik kepada sesama mahasiswa, dosen, masyarakat umum, dan pihak eksternal yang lain dengan tujuan agar mendapatkan berbagai jaringan koneksi yang dapat membantu mereka selama proses pembelajaran serta sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.
Networking adalah membangun relasi di suatu lingkungan dimana mereka bisa saling tukar informasi, pendapat, dan pengetahuan. Networking bisa membantu mengatasi masalah less interaction dengan cara berdiskusi dengan peserta didik lainnya dan saling tukar pendapat. Kegiatan pembelajaran yg didominasi dengan melakukan diskusi kelompok dan presentasi mengharuskan peserta didik memiliki softskill dalam berkomunikasi agar kegiatan tersebut dapat berjalan lancar dengan hasil yang maksimal.