Implemetasi SDGs 8 & SDGs9 Melalui Pelatihan Desain Grafis dan Video Editing

Published: 5 October, 2022

Sustainable development goals (SDGs) adalah sebuah pembangunan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambung, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup dan pembangunan yang menjamin keadilan serta terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup untuk generasi berikutnya. SDGs memiliki 17 komitmen global dan nasional diantaranya adalah SDGs nomor 8 yaitu pekerjaan yang layak serta pertumbuhan ekonomi; dan SDGs nomor 9 yaitu industri, inovasi, dan infrastruktur. Kebijakan industri, inovasi, dan infrastruktur dapat dilaksankana melalui program pengembangan dan peningkatan teknologi. Industri yang memerlukan adanya pengembangan teknologi salah satunya adalah sektor wisata.  

Wisata edukasi Dadaprejo merupakan destinasi wisata yang memerlukan adanya pengembangan teknologi guna meningkatkan daya tarik wisatawan. Salah satu bentuk pengembangan teknologi yaitu berupa desain grafis dan video editing. Desain grafis dan video editing berguna sebagai media promosi serta menjadi sebuah solusi jangka panjang bagi tantangan ekonomi dan lingkungan, seperti menyediakan lapangan pekerjaan baru di masa depan dan mendorong efisiensi energi. Adanya desain media promosi yang menarik dapat meningkatkan produktivitas ekonomi yang lebih tinggi.

Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Malang mengadakan acara pelatihan desain grafis dan video editing program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Membangun Desa periode 2021/2022 di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu Malang

Pelatihan desain grafis dan video editing diselenggarakan di aula lantai 2 DD Orchid yang dihadiri oleh kelompok Karangtaruna dan Kelompok wisata dadaprejo dan Menghadirkan 2 pemateri diantaranya Agam Prihazstya dibidang desain grafis dan Anggoro Arinugroho dibidang editing video.

Pelatihan ini memiliki fokus pada penggunaan aplikasi Canva dan VN sebagai software desain dan editing. Pada awal pemaparan materi, masing-masing dari pemateri menjelaskan bagaimana penggunaan dari aplikasi Canva dan VN. “Seni grafis yaitu seni gambar dalam dua dimensi pada umumnya mencakup beberapa bentuk kegiatan, seperti menggambar, melukis, dan fotografi. Ketika mendengar kata desain grafis yang terbesit dalam pikiran yaitu seni mempengaruhi, menginformasi, menyalurkan emosi melalui gambar. Cara untuk memahami informasi dengan membaca sampai akhir berbeda dengan apabila hanya sekali lihat melalui desain dengan step yang dipisah, pastinya lebih mudah untuk memahami dengan step, jadi itulah perbedaan perspektif tentang desain grafis dan non desain grafis,” terang Agam.

Pada pelatihan ini, Canva dan VN dipilih karena memiliki beberapa fitur desain seperti template, gambar, gift, dan video yang banyak jenisnya juga mudah dipakai. Juga, ketika hendak menggunakan Canva, tidak perlu repot menginstalnya karena Canva berbasis web sehingga tidak akan memenuhi memori dan hasil desain dapat dijadikan png, jpg, pdf, mp4, dan gif. Namun terdapat pula kekurangan dari fitur desain Canva yakni ikon terbatas apabila tidak termasuk member premium. Juga, Canva termasuk boros karena memakan banyak kuota dan tidak bisa disimpan dalam bentuk cdr dan psd.

Selain itu, Agam juga menerangkan bahwa desain dari Canva dapat didesain ulang dari template. “Desain Canva bisa kita redesign dari template jadi lebih mudah dan cepat. Jika ingin menonjolkan salah satu kalimat saat pembuatan poster atau pun CV dapat dibedakan dengan menggunakan jenis font yang berbeda,” jelas Agam. Begitu pula dengan aplikasi VN yang di jelaskan oleh pemateri 2 yaitu Anggoro Arinugroho dengan menggunakan VN Mengedit video agar lebih menarik perhatian dan dalam mendesign lebih mudah.

Pada akhir penjelasannya saudara Agam dan Ari, berpesan agar audiens tidak membatasi diri sendiri “Ketika teman-teman percaya dan yakin, jangan pernah teman-teman membatasi apa pun yang dilakukan asalkan teman-teman semua mau, semuanya yang tidak mungkin akan menjadi mungkin,” pungkas Agam dan Ari.

Find More

Categories

Follow Us