Membangun Desa Bercerita: Departemen Akuntansi Melakukan Pengolahan Pupuk Penunjang Ekosistem Sungai Di Desa Samar Demi Wujudkan SDGs

Published: 7 October, 2022

Tulungagung(22/4), Mahasiswa  Universitas Negeri Malang membuat kegiatan pengolahan kototran limbah peternakan menjadi pupuk organik untuk membantu ekosistem sungai agar tidak tercemar oleh limbah kotoran ternak. Kegiatan ini dipelopori oleh Bapak Slamet Fauzan, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang.  Kegiatan ini mendukung adanya Sustainable Development Goals (SDGs). TPB/SDGs bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kegiatan ini mendukung SDGs 3 kehidupan sehat dan sejahtera, SDGs 8 Pekerjaan layak dan Pertummbuhan Ekonomi dan SDGs 15 yaitu ekosistem daratan. Hal ini karena pupuk akan menyebabkan kehidupan masyrakat sejahtera dan lingkungan darat yang sehat.

Peternak sapi yang ada di kecamatan Pagerwojo khususnya Desa Samar masih mengandalkan aliran sungai sebagai tempat pembuangan limbah ternak berupa kotoran. Pandangan negatif banyak bermunculan dari warga desa yang tidak mengelola ternak karena dirasa menimbulkan polusi pada aliran sungai, nyatanya aliran sungai dulunya sering digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari misal mandi dan mencuci pakaian. Tidak banyak yang tahu alternatif lain dalam mengolah kotoran sapi agar bisa dimanfaatkan lagi untuk keperluan yang lain.  Jika dikelola dengan baik, limbah kotoran ternak memiliki nilai yaitu dengan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan mikroorganisme menguntungkan (EM4).

Pembuatan pupuk ini diawali dengan pembuatan EM4, cukup mudah untuk membuatnya. Siapkan pisang, pepaya, sayur hijau, gula, dan ragi lalu blender halus dengan air. Simpan larutan kedalam wadah yang kedap udara, sisihkan simpan selama lebih kurang seminggu. Selanjutnya siapkan kotoran sapi, ember, molases, dan sekam padi. Molases dibuat dengan melarutkan gula dengan air. Campurkan semua bahan kotoran, sekam padi, molases, dan EM 4 ke dalam ember adu merata. Tutupi ember dengan menggunakan kantong kresek agar kedap udara. Biarkan selama tiga minggu hingga campuran berubah menjadi pupuk sepenuhnya.

proses pengambilan kotoran sapi. dokpri

proses pembuatan EM4. dokpri

Kegiatan pengabdian dari mahasiswa Universitas Negeri Malang yang bertugas di Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung terbilang sukses. Hasil pupuk yang dibuat cukup memuaskan karena tidak berbau dan dapat digunakan secara langsung. Dengan ini para peternak tidak perlu lagi membuat kotoran ternak ke sungai, sebab telah muncul alternatif lain yaitu digunakan sebagai bahan dasar pupuk. Tidak perlu biaya yang banyak karena bahan dasarnya bisa didapatkan bahkan tanpa biaya sedikitpun. Peternak juga bisa menjual pupuk organik buatan ini kepada petani secara barter dengan hasil panen petani, cukup menguntungkan untuk kedua belah pihak. Hasil lain yang diharapkan adalah membaiknya sungai karena semakin berkurangnya pembuangan kotoran ternak di sungai.

 

Find More

Categories

Follow Us