Inovasi Teknologi: Pemasangan Pompa Hydraulic Ram Modifikasi Jet Pump untuk Menaikkan Air Sungai Song dalam Pengairan Hortikultura sebagai peningkatan SDGs 3 Kehidupan yang sehat dan Sejahtera serta SDGs 6 yaitu tersedianya air bersih yang layak

Published: 31 August, 2024

Lokasi: Desa Samar, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur

Desa Samar di Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung selama ini bergantung pada pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk kebutuhan pengairan lahan hortikultura mereka. Namun, tingginya biaya air dari PDAM menjadi beban berat bagi para petani di desa tersebut. Dalam upaya mendukung pengembangan teknologi tepat guna dan meningkatkan kesejahteraan Masyarakat, dosen dan mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Malang untuk mencari solusi alternatif yang lebih efisien dan terjangkau.

Berawal dari keluhan warga tentang mahalnya biaya PDAM, tim pelaksana, dipimpin oleh Bapak Slamet Fauzan, berinisiatif untuk mengembangkan teknologi yang dapat memanfaatkan air sungai di sekitar desa. Setelah melakukan berbagai penelitian dan survei, mereka memutuskan untuk memasang pompa Hydraulic Ram yang telah dimodifikasi dengan teknologi Jet Pump.

“Biaya air dari PDAM semakin tidak terjangkau bagi warga, terutama di musim kemarau ketika kebutuhan air meningkat,” keluh Bapak Rubik selaku Kepala Desa Samar. “Kami melihat potensi besar dari air sungai yang mengalir di sekitar desa, dan dengan memodifikasi teknologi Hydraulic Ram, kami dapat membantu para petani mendapatkan air dengan biaya yang jauh lebih murah.” ujar Bapak Slamet Fauzan.

Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan aliran air Sungai Song untuk menggerakkan sistem hidrolik yang kemudian diperkuat oleh Jet Pump, sehingga air dapat didorong ke lahan pertanian yang berada di ketinggian lebih tinggi. Teknologi ini tidak memerlukan energi listrik atau bahan bakar tambahan, sehingga sangat cocok untuk diterapkan di daerah pedesaan dengan akses terbatas ke sumber energi.

Para warga yang sebelumnya bergantung pada PDAM kini bisa beralih menggunakan air sungai yang dipompa dengan teknologi ini. Salah satu warga, Bapak Anton mengungkapkan bahwa pengeluaran untuk biaya air turun drastis setelah mereka menggunakan pompa ini. “Dulu, biaya air dari PDAM sangat tinggi, dan seringkali kami kesulitan untuk membayar. Sekarang, dengan pompa ini, kami bisa mengairi tanaman tanpa khawatir soal biaya,” katanya.

Pengabdian ini melibatkan sejumlah mahasiswa FEB yang tergabung dalam program pengabdian masyarakat. Mereka berperan dalam melakukan analisis ekonomi, survei lapangan, hingga pemasangan pompa bersama petani setempat. Farah dan Yafie, selaku mahasiswa yang terlibat, menyampaikan bahwa proyek ini membuka mata mereka tentang pentingnya inovasi yang berbasis kebutuhan masyarakat.

Keberhasilan pemasangan pompa ini tidak hanya membantu mengurangi biaya pengairan bagi petani, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan mengurangi ketergantungan pada sumber air yang dikelola PDAM. Kepala Desa Samar memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini, dan menyatakan bahwa proyek ini dapat menjadi model bagi desa-desa lain yang menghadapi masalah serupa.

“Dengan adanya solusi ini, kami berharap para petani di Desa Subur Makmur bisa lebih sejahtera, dan kami sangat mendukung pengembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Bapak Rubik.

Proyek ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dapat menciptakan solusi inovatif yang berdampak besar pada kehidupan sehari-hari. Mahasiswa dan dosen FEB tidak hanya menerapkan teori ekonomi dan bisnis dalam proyek ini, tetapi juga menunjukkan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam mengatasi masalah-masalah sosial dan ekonomi di masyarakat.

Find More

Categories

Follow Us

Related Content